
Menghadapi 2025, profesi auditor internal dihadapkan pada berbagai tantangan baru seiring berkembangnya teknologi, ketidakpastian ekonomi, serta perubahan sosial dan regulasi. Berdasarkan temuan dalam laporan Risk in Focus 2025 yang dirilis oleh ECIIA (European Confederation of Institutes of Internal Auditing), terdapat lima bidang risiko utama yang menjadi perhatian prioritas bagi para auditor internal dalam menyusun strategi pengawasan dan mitigasi risiko organisasi.
1. Transformasi Digital dan Kecerdasan Buatan
Penerapan teknologi digital dan AI kini menjadi prioritas banyak organisasi, namun membawa risiko terkait tata kelola, etika, serta kepatuhan terhadap regulasi baru seperti AI Act. Auditor internal diharapkan mampu meninjau kesiapan dan arah strategi teknologi perusahaan serta mengawasi bagaimana AI digunakan secara etis dan aman.
2. Ancaman Siber dan Keamanan Informasi
Ancaman keamanan digital terus meningkat, khususnya melalui serangan berbasis teknologi canggih seperti deepfake. Auditor internal harus memastikan penguatan budaya keamanan informasi dan juga memastikan perusahaan siap menghadapi serangan melalui integrasi kerangka kerja seperti NIS2 dan DORA.
3. Tantangan SDM dan Keberagaman
Ketersediaan dan pengelolaan talenta menjadi isu strategis yang membutuhkan perhatian serius. Peran auditor internal meliputi evaluasi kebijakan SDM, pelatihan, hingga implementasi program keberagaman dan inklusi di tempat kerja.
4. Ketidakpastian Keuangan Global
Ketidakstabilan ekonomi, termasuk risiko inflasi dan fluktuasi pasar, mengharuskan perusahaan lebih adaptif. Audit internal berperan menilai efektivitas pengelolaan risiko finansial dan juga ketahanan bisnis terhadap guncangan ekonomi.
Baca juga: Fokus Risiko 2025 untuk Auditor Internal: Strategi Mitigasi
5. Isu ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola)
Kepedulian terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial semakin meningkat. Audit internal dituntut untuk mengintegrasikan aspek ESG dalam aktivitas audit, memverifikasi komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan standar pelaporan yang transparan.
Kesimpulan
Memasuki tahun 2025, auditor internal dihadapkan pada sejumlah risiko utama yang memerlukan perhatian serius, seperti transformasi digital dan kecerdasan buatan, ancaman keamanan siber, pengelolaan sumber daya manusia, ketidakstabilan keuangan, serta isu lingkungan, sosial, dan juga tata kelola (ESG). Dengan memahami dan juga mengantisipasi risiko-risiko tersebut, audit internal dapat menjalankan perannya secara lebih efektif sebagai mitra strategis dalam membantu organisasi mengelola risiko secara proaktif.
Pendekatan audit yang adaptif, berbasis risiko, dan juga kolaboratif akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Dengan demikian, auditor internal tidak hanya memastikan kepatuhan dan pengendalian, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan strategis organisasi di era yang penuh dinamika ini.