Salah satu pendekatan yang sering diterapkan dalam audit operasional adalah pendekatan “8E”, yang mencakup delapan elemen utama yang berfungsi sebagai tolok ukur dalam menganalisis performa operasional. Pendekatan ini memberikan wawasan komprehensif bagi perusahaan untuk terus meningkatkan efisiensi dan mencapai tujuan strategisnya.
1. Efisiensi (Efficiency)
Efisiensi dalam audit operasional berfokus pada bagaimana perusahaan memanfaatkan sumber dayanya, seperti tenaga kerja, bahan, waktu, dan dana, untuk mencapai hasil sebaik mungkin dengan biaya serendah mungkin. Oleh karena itu, auditor mengevaluasi penggunaan sumber daya ini untuk mengidentifikasi potensi pengurangan pemborosan dan peningkatan kinerja.
2. Efektivitas (Effectiveness)
Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan. Auditor mengukur apakah proses operasional yang ada berhasil mencapai target yang telah ditentukan dan sesuai dengan rencana strategis perusahaan. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi kelemahan dan peluang untuk perbaikan berkelanjutan.
3. Ekonomi (Economy)
Aspek ekonomi dalam audit operasional mencakup bagaimana perusahaan menggunakan sumber daya keuangan secara bijak. Oleh karena itu, auditor akan menilai alokasi anggaran, pengelolaan biaya, dan apakah perusahaan bekerja sesuai dengan anggaran yang efisien. Dengan demikian, elemen ini membantu perusahaan menemukan potensi penghematan dan peningkatan manajemen keuangan.
4. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi dalam konteks ini berarti menilai pencapaian kinerja terhadap standar atau target yang ditetapkan. Sejalan dengan itu, auditor menilai kinerja perusahaan berdasarkan standar yang ada, serta menganalisis risiko yang terkait dengan proses operasional untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah.
5. Etiat (Ethics)
Etika sangat penting dalam audit operasional. Auditor meninjau kepatuhan perusahaan terhadap etika bisnis dan norma yang berlaku dalam menjalankan operasinya, termasuk hukum dan peraturan industri. Dengan menerapkan etika bisnis yang baik, perusahaan menjaga reputasinya dan mendukung operasional yang berkelanjutan.
Baca lainnya: Pendekatan Objektif dalam Audit Investigatif
6. Etos Kerja (Ethos)
Etos kerja berkaitan dengan budaya kerja dan motivasi yang mendukung kolaborasi dan produktivitas di dalam perusahaan. Auditor mengevaluasi apakah budaya kerja perusahaan mendukung inovasi dan kinerja yang tinggi. Etos kerja yang baik berkontribusi pada pencapaian operasional yang optimal.
7. Energi (Energy)
Energi dalam audit operasional mengacu pada tingkat motivasi dan komitmen karyawan dalam menjalankan tugas mereka. Auditor mengukur sejauh mana karyawan termotivasi, yang berdampak pada produktivitas dan suasana kerja di perusahaan. Karyawan yang berenergi tinggi cenderung menghasilkan output yang lebih baik.
8. Evaluasi Diri (Examination of Self)
Evaluasi diri mencakup refleksi internal perusahaan atas kinerja operasionalnya. Auditor menilai apakah perusahaan memiliki mekanisme evaluasi diri yang efektif dan apakah tindakan perbaikan telah diambil berdasarkan hasil audit. Evaluasi diri yang baik mendukung proses perbaikan berkelanjutan.
Kesimpulan
Pendekatan 8E dalam audit operasional memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk menilai dan meningkatkan kinerja operasional perusahaan. Implementasi pendekatan ini secara konsisten akan membantu perusahaan mencapai tujuan strategisnya, meningkatkan daya saing, serta memastikan pemanfaatan sumber daya yang optimal.
Dapatkan Solusi Audit Operasional Terbaik dengan AuditPro!
Contact Us
HOT LINE : (+62) 21-8690-9226
HANDPHONE : 0818-6619-82
WHATSAPP : 0818-6619-82
INFO@AUDITPRO