operasi jaringan

Audit Sistem Operasi Jaringan: Pendekatan dan Prosedur

Audit sistem operasi jaringan merupakan proses yang semakin menantang seiring dengan bertambah besarnya jaringan dan kompleksitas integrasi antar sistem. Untuk mempermudah proses audit ini, pendekatan berbasis layer OSI (Open System Interconnection) menjadi langkah strategis. Dengan memecah audit berdasarkan tujuh layer OSI, audit dapat dilaksanakan lebih terstruktur dan fokus.

Identifikasi Berdasarkan Layer OSI

Sebelum melakukan audit, auditor harus mengidentifikasi komponen yang ada di setiap layer OSI. Langkah ini memudahkan mereka dalam menentukan objek atau target yang akan diaudit. Pemahaman terhadap setiap layer memungkinkan proses audit berjalan lebih efektif dan tepat sasaran.

Pendekatan Top-down

Pendekatan Top-down memulai audit dari Application Layer, yaitu layer tertinggi pada model OSI. Audit bergerak dari software aplikasi komunikasi yang beroperasi di jaringan menuju layer-layer yang lebih rendah hingga ke Physical Layer. Dengan pendekatan ini, auditor terlebih dahulu mengarahkan perhatian pada aspek logis dan fungsional perangkat lunak yang berkomunikasi melalui jaringan, sebelum mengevaluasi infrastruktur fisik di bawahnya.

Pendekatan Bottom-up

Sebaliknya, pendekatan Bottom-up dimulai dari Physical Layer, layer terendah pada model OSI, dan berlanjut ke Application Layer di bagian paling atas. Di sini, audit dimulai dari infrastruktur fisik jaringan, seperti perangkat keras, kabel, dan router, kemudian naik melalui layer berikutnya hingga sampai pada aplikasi komunikasi. Pendekatan ini berfokus pada pondasi fisik jaringan sebelum menilai kinerja perangkat lunak.

Baca lainnya: Progres dan Dokumentasi Audit: Bagaimana ATLAS Berperan

Prosedur Audit Sistem Operasi Jaringan

  1. Manajemen Jaringan dan Standar

Prosedur audit pertama adalah memastikan bahwa terdapat fungsi manajemen jaringan yang jelas dan memiliki otoritas untuk menetapkan serta mengawasi pelaksanaan standar dan prosedur. Manajemen ini berperan penting dalam menjaga jaringan tetap berjalan sesuai standar yang ditetapkan.

  1. Inventarisasi Peralatan Jaringan

Auditor juga harus memeriksa ketersediaan dokumen lengkap mengenai inventarisasi peralatan jaringan. Ini mencakup catatan penggantian perangkat yang sudah usang atau rusak. Inventarisasi yang baik mempermudah perencanaan dan pemeliharaan jaringan dalam jangka panjang.

  1. Pemantauan Penggunaan Jaringan

Prosedur audit selanjutnya adalah mengevaluasi apakah ada sistem yang memadai untuk memantau penggunaan jaringan secara terus-menerus. Pemantauan ini diperlukan untuk tujuan optimalisasi kinerja serta deteksi dan penyelesaian masalah yang mungkin terjadi dalam jaringan.

  1. Kontrol Implementasi Aplikasi Daring

Auditor juga harus memeriksa apakah ada kontrol aktif terkait implementasi standar pada aplikasi daring yang baru dioperasikan. Penerapan kontrol ini memastikan aplikasi berjalan sesuai prosedur keamanan dan kualitas yang diharapkan.

Kesimpulan

Audit sistem operasi jaringan dapat dilakukan dengan pendekatan Top-down atau Bottom-up berdasarkan layer-layer OSI. Kedua pendekatan ini memberikan panduan bagi auditor dalam menjalankan tugasnya secara efisien. Dengan meninjau setiap layer OSI, auditor dapat memastikan bahwa jaringan bekerja optimal, standar-standar dipatuhi, dan aplikasi komunikasi berfungsi tanpa hambatan.

Jaga keandalan jaringan Anda dengan audit sistem operasi jaringan terbaik dari AuditPro!

Contact Us

HOT LINE : (+62) 21-8690-9226

HANDPHONE : 0818-6619-82

WHATSAPP : 0818-6619-82

INFO@AUDITPRO

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top