
Seiring meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam sektor farmasi, muncul kebutuhan untuk memastikan penerapannya tidak hanya efektif tetapi juga etis. AstraZeneca, sebagai pemain besar di industri biofarmasi global, menjadi pelopor dengan menerapkan audit etika untuk meninjau sejauh mana sistem AI mereka dijalankan dengan prinsip tanggung jawab moral dan sosial.
Konsep Audit Etika
Audit etika merupakan proses peninjauan sistematis terhadap penerapan nilai dan prinsip etika dalam operasional perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan teknologi. Berbeda dari audit hukum yang mengukur kepatuhan terhadap regulasi, audit ini mengevaluasi transparansi, keadilan, serta dampak sosial dari penggunaan teknologi.
Langkah AstraZeneca dalam Audit Etika
AstraZeneca memulai audit etika berbasis pihak ketiga pada akhir 2021. Audit terbelakukan dalam dua level: evaluasi struktur dan tata kelola internal yang mendukung penggunaan AI secara etis, serta audit mendalam terhadap proyek-proyek spesifik yang menggunakan teknologi ini. Untuk mendukung pendekatan ini, AstraZeneca juga membentuk Dewan Resolusi AI dan layanan konsultasi internal guna memastikan bahwa seluruh tahapan pengembangan dan penerapan AI berjalan sesuai prinsip tanggung jawab.
Tantangan Pelaksanaan
Selama proses audit, AstraZeneca menghadapi berbagai hambatan, termasuk kesulitan menerapkan standar etika secara merata di organisasi global yang kompleks, komunikasi lintas unit yang belum optimal, serta kendala dalam mengukur dampak nyata dari penerapan nilai-nilai etis pada proyek AI.
Kesimpulan
Audit etika dalam penggunaan kecerdasan buatan telah menjadi kebutuhan mendesak bagi perusahaan yang mengintegrasikan teknologi canggih ke dalam proses bisnisnya. Studi kasus AstraZeneca memperlihatkan bahwa audit etika bukan sekadar pelengkap dari pengawasan teknologi, tetapi merupakan fondasi penting dalam memastikan AI berguna secara adil, transparan, dan bertanggung jawab. Langkah AstraZeneca dalam melakukan audit secara sistematis serta membentuk struktur tata kelola internal yang kuat menjadi bukti bahwa keberhasilan penerapan AI tidak hanya terukur dari efisiensi dan inovasi, tetapi juga dari integritas nilai-nilai kemanusiaan yang mendasarinya.
Lebih jauh, upaya ini mencerminkan perubahan paradigma dalam dunia korporasi, di mana perusahaan tidak lagi cukup hanya mematuhi regulasi formal, tetapi juga harus menjawab tuntutan etis dari masyarakat global. AstraZeneca memberikan contoh nyata bagaimana audit etika dapat membantu memetakan risiko moral, membangun kepercayaan publik, dan menciptakan sistem pengambilan keputusan AI yang lebih inklusif serta bertanggung jawab. Berharap dengan model ini dapat menginspirasi sektor lain untuk menerapkan pendekatan serupa, demi memastikan teknologi berkembang selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.