
Kas dan bank merupakan dua akun yang paling likuid dalam laporan keuangan. Karena sifatnya yang rentan terhadap kesalahan pencatatan hingga penyalahgunaan, auditor wajib menerapkan prosedur audit yang sistematis dan hati-hati. Artikel ini membahas langkah-langkah audit kas dan bank serta contoh penerapan langsung di lapangan.
Mengapa Kas dan Bank Perlu Diaudit Secara Mendalam?
Audit kas dan bank bertujuan untuk:
- Menjamin keakuratan saldo yang disajikan dalam laporan keuangan.
- Menguji efektivitas sistem pengendalian internal atas transaksi kas dan bank.
- Mengungkap potensi fraud, error, atau pencatatan yang tidak wajar.
Langkah Audit untuk Pemeriksaan Kas
🔹 1. Pemeriksaan Fisik Kas (Cash Count)
Auditor melakukan penghitungan langsung atas kas tunai, biasanya tanpa pemberitahuan, untuk memverifikasi keberadaan dan jumlah uang secara fisik.
🔹 2. Telaah Dokumen Transaksi
Semua bukti penerimaan dan pengeluaran kas seperti kuitansi, bukti transfer, dan juga nota dicek kesesuaiannya dengan pencatatan.
🔹 3. Rekonsiliasi Saldo
Auditor membandingkan catatan akuntansi dengan jumlah kas aktual untuk memastikan tidak ada selisih yang tidak wajar.
Prosedur Audit untuk Pemeriksaan Bank
🔹 1. Konfirmasi Bank (Bank Confirmation)
Auditor mengirim surat ke bank untuk memastikan saldo akhir dan informasi lain seperti fasilitas kredit, deposito, atau pinjaman.
🔹 2. Rekonsiliasi Bank
Saldo menurut catatan perusahaan disandingkan dengan rekening koran dari bank. Perbedaan seperti cek dalam perjalanan atau biaya bank yang belum dicatat dianalisis melalui rekonsiliasi.
🔹 3. Analisis Mutasi Rekening
Auditor meninjau transaksi dalam rekening koran untuk mengecek keabsahan, kelengkapan, dan juga keakuratan pencatatan.
🔹 4. Verifikasi Transfer Internal
Jika ada pemindahan dana antar rekening perusahaan, auditor memastikan transaksi tersebut tercatat benar di kedua sisi.
Contoh Penerapan di Perusahaan
Dalam audit terhadap PT XYZ, auditor melakukan penghitungan kas mendadak pada April 2025 dan menemukan selisih Rp1 juta. Setelah penelusuran, ternyata selisih berasal dari transaksi pengeluaran yang belum sempat dicatat.
Untuk akun bank, konfirmasi dari pihak bank menunjukkan adanya biaya admin sebesar Rp250.000 yang luput dicatat. Auditor menyusun rekonsiliasi bank dan juga menyarankan pencatatan otomatis melalui integrasi rekening koran.
Kesimpulan
Pemeriksaan kas dan bank menjadi krusial dalam audit karena menyangkut keuangan yang langsung tersedia. Dengan menerapkan prosedur audit seperti cash count, bank confirmation, dan rekonsiliasi secara menyeluruh, auditor dapat menjaga keandalan laporan keuangan dan mencegah risiko penyimpangan.