struktur dan rincian

Audit Working Paper: Struktur dan Rinciannya

Audit working paper berfungsi sebagai dokumen penting dalam proses audit karena memuat semua bukti transaksi, seperti dokumen, invoice, catatan, dan berkas lainnya yang auditor peroleh dari klien (Agoes & Trisnawati, 2019). Tujuan utama penyusunan dokumen ini adalah menunjukkan bahwa auditor telah menjalankan prosedur sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.

Ciri-Ciri Audit Working Paper yang Baik

Menurut Agoes & Trisnawati (2019), audit working paper yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Informasi Lengkap

Audit working paper harus mencakup informasi penting, seperti nama perusahaan, nama akun yang auditor periksa, tahun buku, dan tanggal pembuatan. Di samping itu, kertas kerja juga harus menyertakan paraf atau tanda tangan dari auditor yang membuat dan memeriksa dokumen tersebut.

  1. Penyusunan yang Rapi dan Terstruktur

Auditor harus menyusun kertas kerja audit dengan baik, bersih, dan terstruktur, sehingga memudahkan pihak auditee atau klien dalam membaca dan memahami laporan audit tersebut.

  1. Penyajian Informasi yang Jelas dan Mudah Dipahami

Kertas kerja audit harus disajikan dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Ini bertujuan agar informasi yang disajikan dapat membantu pihak klien dalam proses pengambilan keputusan.

  1. Mendukung Kesimpulan dan Rekomendasi Audit

Setiap temuan audit harus dijelaskan secara lengkap dan komprehensif di dalam audit working paper, untuk meningkatkan kredibilitas hasil audit serta mendukung rekomendasi yang diberikan oleh auditor.

Baca lainnya: Agile Audit: Pendekatan Baru dalam Proses Audit

Isi dan Pengoperasian

Audit working paper umumnya terdiri dari beberapa jenis berkas, yaitu:

  1. Berkas Permanen

Berkas ini berisi bukti-bukti yang dikumpulkan saat audit pertama kali dilakukan. Berkas ini digunakan sebagai acuan untuk audit periode berikutnya, mencakup informasi seperti:

  • Profil perusahaan, termasuk lokasi, sejarah, dan daftar cabang serta pimpinan.
  • Struktur organisasi yang berisi uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian.
  • Auditor biasanya melakukan kuesioner pengendalian internal (Internal Control Questionnaire/ICQ) terkait operasional perusahaan sebelum audit untuk mengumpulkan informasi awal.
  • Tanda tangan pejabat dan dokumen-dokumen penting, seperti surat keputusan dan kode akun (chart of accounts).
  1. Berkas Tahun Berjalan

Dokumen ini menyimpan data yang dikumpulkan oleh auditor selama proses audit, yang meliputi:

  • Program audit dan informasi umum.
  • Skedul utama, skedul pendukung, serta skedul yang dipersiapkan oleh klien.
  • Catatan pemeriksaan atau audit notes yang disusun auditor.
  1. Berkas Korespondensi

Berkas ini berisi korespondensi antara auditor dengan pihak ketiga terkait pemeriksaan audit, terutama dalam bentuk konfirmasi. Ada dua jenis konfirmasi yang umumnya digunakan:

  • Konfirmasi Positif: Auditor mengirimkan surat kepada pihak ketiga dan mendapatkan tanggapan sebagai bukti bahwa data tersebut telah tervalidasi.
  • Konfirmasi Negatif: Auditor mengirim surat kepada pihak ketiga, namun tidak diharuskan mendapatkan tanggapan kembali.

Kesimpulan

Dengan memenuhi ciri-ciri kertas kerja yang baik, seperti informasi yang lengkap, penyusunan yang rapi, penyajian yang jelas, serta dukungan terhadap kesimpulan audit, auditor dapat memastikan bahwa hasil audit memberikan keyakinan kepada pengguna laporan keuangan. Selain itu, struktur audit working paper yang terdiri dari berkas permanen, berkas tahun berjalan, dan berkas korespondensi mendukung proses audit yang transparan dan komprehensif, serta memperkuat opini auditor atas temuan yang dihasilkan.

Tak perlu khawatir soal kertas kerja audit! AuditPro hadir untuk menyederhanakan proses audit working paper Anda!

Contact Us

HOT LINE : (+62) 21-8690-9226

HANDPHONE : 0818-6619-82

WHATSAPP : 0818-6619-82

INFO@AUDITPRO

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top